Makalah Psikolinguistik Persepsi ujaran



PERSEPSI UJARAN
Disusun Untuk Memenuhi Mata Kuliah Psikolinguistik
Dosen Pengampu : Agoes Hendriyanto, M.Pd.


DISUSUN OLEH:
1.     Anang Budianto(122071700 )                       
2.     Erna Dwi Lestari(1220717010)
3.     Nila Ayu Wahyuni (1220717017)
4.     Uziana Arfiani (1220717029)
5.     Yeni Utami (1220717032)     
     

PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
STKIP PGRI PACITAN
2014

A.       PERSEPSI UJARAN
          Persepsi ujaran atau speech perception adalah proses yang membawa sensasi yang dihasilkan oleh gelombang bunyi pada system pendengaran serta menghasilkan gambaran pengertian pemahaman terhadap karakteristik-karakteristik linguistik ucapan tersebut.
          Tugas utama proses ini adalah menginterpretasikan tanda ujaran sebagai untaian linear fon-fon, muncul berurutan satu demi satu, yang masing-masing merupakan satu kesatuan yang berbeda. Bunyi-bunyi ujaran yang bersifat fisik tidak terjadi berurutan, yang satu disusul yang lainnya dalam tanda akustik,  namun semua itu dirasakan dengan cara itu oleh pendengar.Tesis utama bagian ini ialah bahwa persepsi ujaran menunjukkan interaksi yang penting sekali antara pengetahuan linguistik dan aspek-aspek fisik bahasa yang menyerap setiap aspek penggunaan bahasa.
B.       MASALAH DALAM MERESEPSI UJARAN
Dalam bahasa Inggris orang rata-ratanya mengeluarkan 125-180 kata tiap menit. Penyaji berita di televisi mencapai 210 kata dan  pelelang bisa mencapai lebih dari itu (Gleason dan Ratner 1998). Jumlah ini tentunya didasarkan  pada kenyataan bahwa sebagian kata dalam bahasa ini bersuku satu: book, go, eat, come, dsb. Untuk bahasa Indonesia belum ada orang yang telah menelitinya, tetapi kata-kata dalam bahasa Indonesia belum ada kata orang yang telah menelitinya, tetapi karena kata-kata dalam bahasa Indonesia pada umumnya bersuku dua atau lebih (makan, tidur, membawa, menyelesaikan) maka jumlah kata per menit yang diujarkan oleh orang Indonesia pastilah lebih kecil dari angka di atas, mungkin sekitar 80-110 kata.
Kalau dilihat dari jumlah bunyi yang diujarkan, telah didapati bahwa untuk bahasa Inggris rata-ratanya 25-30 segmen bunyi (fonem) tiap detik (Ratner & Gleason 1998). Karena bunyi dalam bahasa manapun sifatnya sama, maka dapat diduga bahwa orang Indonesia pun mengeluarkan jumlah bunyi yang sama tiap detiknya, yakni, antara 25-30 bunyi. Dengan demikian, tiap kali kita berbicara satu menit kita telah akan mengeluarkan antara 1500-1800 bunyi. Masalah yang dihadapi adalah bagaimana kita dapat menagkap dan kemudian mencerna bunyi-bunyi yang diujarkan dengan kecepatan seperti itu.
            Di samping kecepatan, bunyi dalam suatu ujaran juga tidak diucapkan secara utuh tetapi sepertinya lebur dengan bunyi yang lain. Kita sebagai pendengar diharapkan dapat memilah-milah mana ikut yang mana. Kalimat Inggris Ed Had edited it  bila diujarkan secara wajar akan kedengaran anah dan lucu, /EdhOdEditidit/, tetapi penutur asli tetap saja dapat mempersepsinya dengan benar.
Suara seorang wanita, seorang pria, dan seorang anak juga berbeda-beda. Getar pita suara untuk wanita berkisar antara 200-300 per detik, sedangkan untuk pria hanya sekitar 100. Karena itu, suara seorang pria kedengaran lebih berat. Suara anak  lebih tinggi dari suara wanita karena getaran pita suaranya bisa mencapai 400 per detik. Perbedaan-perbedaan ini tentu saja memunculkan bunyi yang berbeda-beda, meskipun kata yang diucapkan itu sama. Kata tidur yang diucapkan oleh seorang wanita, pria dan anak tidak akan berbunyi sama.
Namun, kita sebagai pendengar dapat mempersepsikannya sebagai kata yang sama. Bagaimana kita melakukannya?  Untuk menjawab pertanyaan ini, perlu kiranya kita mempelajari terlebih dahulu bagaimana bunyi itu dibuat.
C.  MEKANISME UJARAN
          Sumber dari bunyi adalah paru-par. Paru-paru kita berkembang dan berkempis untuk menyedot dan mengeluarkan udara. Melalui saluran tenggorokan, udara ini keluar melalui mulut atau hidung. Dalam perjalanan melewati mulut atau hidung ini adakalanya udara itu dibendung oleh salah satu bagian dari mulut kita sebelum kemudian dilepaskan. Hasil bendungan udara inilah yang menghasilkan bunyi.
          Udara yang dihembuskan oleh paru-paru kita keluar melewati suatu daerah yang dinamakan daerah glotal. Udara ini kemudian lewat lorong yang dinamakan faring(pharynx). Dari faring itu ada dua jalan: yang prtama melalui hidung dan yang kedua melalui rongga mulut. Semu bunyi yang dibuat dengan udara melalui hidung disebut bunyi nasal. Semaentara itu, bunyi yang udaranya keluarmelewati mulut dianamakan bunyi oral.
          Pada mulut terdapat dua bagian: bagian atas dan bagian bawah mulut. Bagian atas mulut umumnya tidak bergerak sedangkan bagian bawah mulut bisa digerakkan. Bagian-bagian ini adalah:
1.    Bibir: bibir atas dan bibir bawah. Kedua bibir ini dapat dirapatkan untuk membentuk bunyi yang dinamakan bilabial yang artinya dua bibir bertemu. Bunyi seperti [p], [b],      dan [m]adalah bunyi bilabial.
2.    Gigi: untuk ujaran hanya gigi ataslah yang mempunyai peran. Gigi ini dapat berlekatan dengan bibir bawah untuk membentuk bunyi yang dinamakan labiodentals. Contoh untuk bunyi seperti ini adalah bunyi [f] dan [v]. Gigi juga dapat berdekatan dengan       ujung lidah untuk membentuk bunyi dental seperti bunyi [t] dan [d] dalam bahasa         Indonesia.
3.    Alveolar; daerah ini beerda persis dibelakang pangkal gigi atas. Pada alveolar dapat ditempelkan ujung lidah untuk membentuk bunyi yang dinamakan bunyi alveolar. Bunyi [t] dan [d] dalam bahasa inggris adalah contoh bunyi alveolar.
4.    Platal keras (hard palatal); daerah ini ada dirongga atas mulut, persis dibelakang daerah alveolar. Pada daerah ini dapat ditempelkan bagian depan lidah untuk membentuk bunyi yang dinamakan alveopalatal seperti bunyi [c] dan [j].
5.    Palatal lunak (soft palate); daerah ini yang juga dinamakan velum, ada dibagian belakang rongga mulut atas. Pada palatal lunak dapat dilekatkan bagian belakang lidah yang dinamakan velar seperti bunyi [k] dan [g].
6.    Uvula; pada ujung rahang atas terdapat tulang lunak yang dinamakan uvula. Uvula dapat digerakkan untuk menutup saluran ke hidung. Atau membukanya. Bila uvula tidak berlekatan dengan bagian atas laring maka bunyi udara keluar melalui hidung. Bunyi inilah yang dinamakan bunyi nasal. Sebaliknya bila uvula berlekatan dengan dinding laring maka udara disalurkan melalui mulut dan menghasilkan bunyi yang dinamakan oral.
7.    Lidah: pada rahang bawah, disamping bibir dan gigi, terdapat pula lidah. Lidah adalah bagian mulut yang fleksibel; ia dapat digerakkan dengan lentur. Lidah di bagi-bagi menjadi beberapa  bagian:
(a)    Ujung lidah (tip of the tounge), yakni bagian yang paling depan dari lidah,
(b)    Mata lidah (blade) yakni bagian yang berada persis dibelakang ujung          lidah,
(c)    Depan lidah (front) yakni bagian yang sedikit agak ketengah tetapi masih    tetap    didepan,
(d)   Belakang lidah, yakni bagian yang ada di bagian belakang dari lidah.
8.    Pita suara (vocal cords): pita suara adalah sepasang selaput yang berada dijakun (larynx). Selaput ini dapat dirapatkan, dapat direnggangkan, dan dapat dibuka lebar.           Status selaput suara ini ikut menentukan perbedaan antara satu konsonan dengan    konsonan yang lain.
9.    Faring (pharynx): saluran udara menuju kerongga mulut atau rongga hidung.
10.    Rongga hidung: rongga untuk bunyi-bunyi nasal seperti /m/ dan /n/.
11.    Rongga mulut: untuk bunyi-bunyi oral seperti /p/, /b/, /a/, dan /i/.





DAFTAR PUSTAKA
Dardjowidjojo, Soenjono. 2005. Psikolinguistik; Pengantar Pemahaman Bahasa Manusia.            Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.
Tarigan, Henry Guntur. 1986. Psikolinguistik.Bandung: Offset Angkasa.

Belum ada Komentar untuk "Makalah Psikolinguistik Persepsi ujaran"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel